Social Icons

Pages

1/29/2013

Pramuka dan Krisis Kepemimpinan Pemuda

ADA hal yang sangat kontradiktif jika kita amati kualitas pemuda dan sistem pendidikan kita dalam beberapa waktu terakhir. Kriminalitas dan kenakalan remaja khususnya pelajar SMA sederajat meningkat tajam. Mulai dari tawuran, pemakaian narkoba, minuman keras, seks bebas bahkan kriminalitas. Di sisi lain, pelajar kita dan pemuda pada umumnya sangat “dimanjakan” oleh sejumlah kemudahan dan fasilitas penunjang. Teknologi informasi berbentuk telepon seluler dan internet seharusnya menjadi media pembelajaran tanpa batas. Beragam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan les mandiri di rumah juga sangat lengkap, variatif dan berorientasi pada kompetensi persaingan global. Seperti penguasaan terhadap sejumlah bahasa asing dan pengaktualisasian bakat emas terutama di bidang, sains, seni dan ekonomi kreatif.
Jika dua hal kontradiktif di atas, sistem pendidikan dan output yang dihasilkan, berkembang sama pesatnya, pasti ada sesuatu yang salah, kurang atau hilang. Salah satu hal terpenting yang semakin terpinggirkan bahkan nyaris hilang dalam sistem pendidikan kita adalah pelajaran tentang nilai dan moral. Selain pelajaran agama, “ mata pelajaran” lain yang nyaris hilang adalah Pramuka. Sebuah kegiatan yang dua decade lalu bisa ditemui di semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP hingga SMA, bahkan menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler favorit pelajar kita. Menjadi anggota Pramuka adalah sebuah kebanggan bagi pelajar Indonesia ketika itu.

Pramuka, Riwayatmu Kini
Pramuka hampir tak terdengar kabarnya terutama dalam satu decade terakhir. Ia seolah hilang ditelan kemajuan jaman. Bahkan seragam kebesaran berwarna coklat muda dan tua itu semakin jarang terlihat. Apalagi semangatnya. Anak sekolah jaman sekarang bahkan mungkin tidak tahu dan mengenal apa itu Pramuka.
Pemuda kita terutama para pelajar sekolah, kini lebih akrab dengan teknologi. Tanpa pondasi nilai dan moral yang kuat, teknologi dan hiruk pikuk globalisasi akan membentuk karakter pemuda yang hedonis, pragmatis dan anti social. Mereka tumbuh menjadi generasi yang individualis dan berpikir instan. Kepekaan social kepada sesama dan alam semakin memudar. Banyak fakta dan data yang bertebaran di sekitar kita. Kriminalitas dan kenakalan remaja meningkat tajam. Mulai dari tawuran, pemakaian narkoba, minuman keras, seks bebas bahkan kriminalitas. Jika keadaan ini tidak membaik bahkan bertambah buruk, maka ancaman krisis kepemimpinan pemuda semakin nyata di depan mata.
Sebagai ujung tombak penentu masa depan bangsa, kualitas pemuda di masa sekarang akan mempengaruhi kualitas kepemimpinan mereka di masa mendatang ketika tampuk ke kepemimpinan telah berpindah ke pundak mereka. Untuk menyongosng masa depan bangsa yang gemilang, kita tak hanya butuh pemuda yang berkompetensi tinggi namun juga beriman, bermoral, dan berhati nurani. Semua nilai ini terangkum dalam Pramuka. Sebuah kegiatan yang nyaris hilang dan terlupakan.

Menghidupkan Kembali Pramuka
Pramuka bukan sejarah, tapi ia adalah penentu masa depan. Menghidupkan kembali Pramuka terutama di lingkungan sekolah merupakan salah satu upaya penting untuk menyemai bibit-bibit kepemimpinan dalam diri pemuda sedini dan sebaik mungkin. Mengapa Pramuka penting? Karena kegiatan yang luar biasa ini bisa memberi pengaruh signifikan terhadap pembentukan kepribadian seseorang terutama pemuda. Karakter positif dan pekemimpinan pemuda dapat dibentuk melalui organisasi pramuka. Ketakwaan, cinta alam dan kasih sayang, patriot dan ksatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela menolong dan tabah, rajin, terampil dan gembira, dan semacamnya adalah nilai-nilai yang senantiasa diajarkan di dalam kegiatan kepramukaan.
Menghidupkan kembali Pramuka dapat dimulai dengan memasukkannya sebagai pilihan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Jika perlu, dibuat kurikulum khusus untuk Pramuka. Tentu saja kehadirannya harus dikemas sekreatif mungkin agar memiliki daya tarik di mata siswa. Jangan sampai keikutsertaan siswa hanya karena terpaksa. Kita tidak hanya mengedepankan kuantitas namun juga kualitas. Untuk itu, Pramuka harus hadir mengikuti konteks jaman tanpa kehilangan jati dirinya.

Agar tidak terkesan kuno dan membosankan, kegiatan Pramuka harus fun. Cara dan media yang digunakan bisa melalui permainan dan rekreasi. Dua kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak dan remaja. Seiring dengan perkembangan jaman, kegiatan Pramuka juga harus berbasis teknologi informasi dengan tetap mengedepankan aspek social dan kepedulian terhadap lingkungan. Kehadiran teknologi informasi seharusnya juga bisa menjadi sarana untuk menjalin keakraban dan jaringan serta sarana bertukar informasi antar anggota Pramuka di seluruh penjuru dunia. Pramuka harus mengemas dan mempersiapkan dirinya untuk berdimensi global. Dari sinilah pemimpin masa depan berkualitas dan berdaya saing tinggi tengah kita persiapkan. Apalagi Indonesia memiliki jumlah anggota pramuka paling banyak di dunia. World Organization of the Scout Movement (WOSM) telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memegang peranan penting dalam organisasi kepanduan dunia. Banyaknya anggota pramuka di Indonesia dan peranan pentingnya di tingkat internasional merupakan sebuah potensi besar untuk menyemai sebanyak mungkin benih-benih pemimpin masa depan.


ditulis oleh: Ririn Handayani

PRAMUKA TINGGAL KENANGAN

Akankah Gerakan Pramuka yang besok (14 Agustus 2010) merayakan ulang tahun ke-49 sekadar kenangan? Banyak pihak berharap agar Gerakan Pramuka menjadi kendaraan penggemblengan anak bangsa dan pilar pendidikan karakter kebangsaan.
Gerakan Pramuka, sebagai salah satu wadah pendidikan kepramukaan yang mengutamakan satya darma dan kode kehormatan merupakan benteng pencegah masuknya pelunturan nilai kehidupan seperti ketidakjujuran, korupsi, apatis, asosial, manipulatif, dan sebagainya.
Hal itu diakui oleh mereka yang pernah digembleng dalam wadah Gerakan Pramuka. Bahkan, mereka merindukan hal yang pernah dialami juga dialami oleh anak-anaknya. Hanya, saat ini sepertinya Gerakan Pramuka hilang ditelan bunyi akibat pengaruh berbagai hal yang mampu menutupi peran strategis Gerakan Pramuka.

Pengaruh buruk bagi Gerakan Pramuka disebabkan pertama, pengelolaan organisasi kepramukaan satu-satunya itu masih banyak yang mengalir statis, dan klasik. Jika 20 tahun yang lalu pengelolaan kepramukaan berjalan seperti itu, saat ini, kepramukaan juga dikelola seperti itu juga. Dalam kepramukaan terlihat tanpa perubahan, tanpa gairah, dan tanpa suasana baru. Hal itu dapat dibuktikan melalui kesamaan pola pengelolaan dan kegiatan dari dulu sampai sekarang.
Ketua Gerakan Pramuka sejak dahulu selalu dijabat oleh pejabat setempat yang kesibukan di kantornya menumpuk, sehingga kurang perhatian terhadap berjalannya pengelolaan organisasi. Pada ujungnya, Gerakan Pramuka dikelola dengan cara sambilan. Apalagi, pendanaan kepramukaan banyak yang hanya sebagai pelengkap semata. Masih banyak kwartir cabang yang hidupnya dari dana pelengkap dan bergantung pada jumlah bantuan yang minimal yang diberikan tanpa kepastian dan ketetapan.

Kedua, rendahnya kepedulian orang dewasa saat ini dalam membangun generasi muda dibandingkan dengan orang tua yang dahulu membesarkan orang dewasa itu. Lihat saja, dahulu ketika orang dewasa masih disebut anak-anak, para orangtua mereka memberikan fasilitas kegiatan yang lumayan bagus dan beragam, memberikan kesempatan berkemah, berkegiatan praktis. Saat ini, jarang orang dewasa yang gantian memerhatikan anak-anak sebagai tanggung jawab sebagai manusia penerus peradaban akibat kesibukan kerja. Saat ini, yang peduli pada Gerakan Pramuka hanya tinggal pembina pramuka semata, yang lainnya tidak peduli seperti waktu dulu.

Ketiga, pergeseran minat anak. Anak-anak saat ini lebih berminat dengan hal-hal yang praktis, instan, bebas, membanggakan, dan tidak terikat. Lihat saja, anak lebih senang dengan video game atau ponsel game sambil menyendiri di suatu tempat dalam waktu yang lama daripada harus berkegiatan yang mengeluarkan keringat, tenaga, dan gerakan. Padahal, nilai yang diperoleh bagi dirinya lebih banyak dari kegiatan di lapangan yakni kekuatan, keberhasilan, usaha, kejujuran, sosialisasi, daripada dari game yang hanya bernilai kecerdasan. Sebuah kewajaran jika anak-anak mempunyai sikap seperti itu karena pengaruh budaya yang melandanya.

Keempat, muatan kepramukaan kurang kemasan menarik. Banyak kegiatan kepramukaan yang hanya menarik sesaat bagi anak-anak yang mengikutinya. Setelah beberapa minggu, anak-anak menemukan kebosanan karena menu kegiatan tidak memberikan daya konstan yang menarik. Akibatnya, banyak pramuka yang keluar dari lingkaran pendidikan kepramukaan. Menu kegiatan tidak dikelola oleh pembina secara menarik dan menantang.

Kelima, pembina pramuka berkualitas sangat kurang. Saat ini, bisa dihitung dengan jari pembina pramuka yang berkualitas sesuai dengan kemampuannya. Kebanyakan tidak berlatarbelakang kepramukaan melainkan latar belakang keguruan karena banyak pembina pramuka yang berasal dari guru. Padahal, kepramukaan harus dikelola oleh pembina pramuka yang kuat pengalaman kepramukaannya. Anak-anak yang dulunya aktif di kepramukaan, setelah besar, tidak mau kembali ke pramuka untuk mengabdikan dirinya. Padahal, saat ini, banyak yang dulunya pramuka menjadi manajer, guru besar, direktur, pengusaha, pedagang, dan seterusnya. Ke mana mereka?

Kemasan Lebih Menarik
Kelima problema kepramukaan di muka mendesak untuk segera dipecahkan oleh berbagai kalangan jika tidak mau Gerakan Pramuka hanya tinggal kenangan. Solusi yang diharapkan mengembalikan jati diri Gerakan Pramuka sebagai berikut. Pertama, revitalisasi Gerakan Pramuka dijalankan dengan secara matang, nyata, dan kuat. Perencanaan berdasarkan fakta di lapangan yang dilakukan untuk menunjang pelaksanaan sesuai perkembangan zaman. Revitalisasi menjadi sebuah keharusan.

Kedua, kesadaran orang dewasa, baik itu orang tua, pejabat, dan masyarakat harus bersatu padu membangun wadah pendidikan yang cocok bagi anak-anaknya yang kelak meneruskan kehidupan ini. Kepedulian itu harus tulus bukan kepedulian yang seakan-akan atau seolah-olah.

Ketiga, kemasan dan penyesuaian aktivitas kepramukaan terhadap kondisi dan situasi anak-anak sangat diperlukan. Semua aktivitas dikemas dengan nuansa yang menarik, menantang, praktis, membanggakan, dan bertujuan dalam konteks kekinian. Dunia anak sekarang memang berbeda dengan dunia anak dulu. Kondisi perbedaan dunia anak-anak itulah yang harus diperhatikan.

Keempat, perbanyak pembina pramuka yang berkualitas melalui berbagai kesempatan. Kesempatan untuk menjadi pembina pramuka harus diperluas tidak sebatas dari kalangan guru, tetapi disebar ke semua kalangan. Misalnya, pelatihan pembina pramuka dibuka untuk karyawan, manajer perusahaan, dan profesi lainnya. Memang selama ini pembina pramuka terbuka untuk umum. Hanya saja, kepedulian dari pimpinan perusahaan, perkantoran belum muncul untuk itu.

Bagaimanapun, Gerakan Pramuka harus bertahan dengan luka yang teramat menganga demi generasi muda bangsa ini. Minimal, masih ada generasi yang dibesarkan dari wadah pendidikan nilai dan sikap yang senyatanya. Pada kondisi bangsa yang penuh penyimpangan ini, tentu, Gerakan Pramuka menjadi wadah strategis dalam mencegah penyimpangan itu.


Penulis : Dr Suyatno MPd
Dosen Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya

Pramuka Media Pendidikan di Alam Terbuka


Anggaran Dasar Gerakan Pramuka menargetkan bahwa upaya dan usaha untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka adalah diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional, jasmani, bakat, serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
Melihat uraian di atas, jelas bahwa kegiatan kepramukaan adalah kegiatan menarik yang dilakukan di alam terbuka. Kegiatan ini merupakan salah satu ciri khas pelaksanaan kegiatan Pramuka yang membedakan kegiatan tersebut dengan kegiatan di luar kepramukaan.
Bagaimana tidak, saat ini ada sebagian gugus depan yang melaksanakan kegiatan kepramukaan terpaku dilaksanakan di lingkungan sekolah, bahkan untuk kegiatan berkemah pun dilaksanakan di sekolah, dengan menggunakan ruang belajar sebagai arena kegiatan.
Padahal, kegiatan berkemah merupakan kegiatan yang sangat digemari para peserta didik, apalagi menjelang liburan bahkan pada saat liburan sebagai agenda kegiatan yang telah disiapkan oleh peserta didik, di sela-sela acara keluarga ataupun acara lainnya.
Sebenarnya, kegiatan perkemahan merupakan kegiatan di alam terbuka yang kebanyakan dilakukan di hutan, pegunungan, pantai, ataupun tempat lain yang layak dipergunakan untuk berkemah.
Dalam kegiatan kepramukaan, berkemah merupakan salah satu syarat yang tercantum dalam SKU. Hal ini menjadi keharusan bagi peserta didik untuk melakukan perkemahan agar bisa menempuh SKU tersebut. Dengan kata lain, peserta didik harus bisa bersatu dengan alam, di mana dalam acara perkemahan tersebut peserta didik bisa melaksanakan kegiatan berupa penjelajahan, mendaki gunung, berenang, memancing, serta mempelajari atau mengambil gambar/foto flora dan fauna yang ada di sekitar perkemahan.
Maka, kalau kegiatan perkemahan dilaksanakan di sekolah rasanya kurang mencapai sasaran yang telah ditetapkan kecuali untuk golongan siaga. Karena, dengan melakukan kegiatan perkemahan di alam terbuka, seperti bumi perkemahan, hutan, dll. peserta didik akan diberikan tantangan oleh keadaan alam sekitarnya. Hambatan dan rintangan tidak ada yang tidak bisa dikerjakan, semua kesulitan harus bisa diselesaikan.
Selain itu, kegiatan kepramukaan yang selalu dilaksanakan di lingkungan sekolah merupakan suatu kejenuhan bagi peserta didik sehingga lama-lama peserta didik akan merasa bosan dan malas mengikuti kegiatan latihan, karena setiap saat baik latihan pramuka maupun belajar tempatnya selalu begitu saja, atau di tempat itu-itu saja tidak ada variasi.

Jadi, tidak salah apabila kita membuat rencana latihan dengan menggunakan alam terbuka sebagai media latihan. Karena sudah jelas disebutkan bahwa kepramukaan adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah ataupun lingkungan keluarga yang dilaksanakan di alam terbuka. Dengan demikian, kegiatan kepramukaan khususnya kegiatan perkemahan dilakukan di luar lingkungan sekolah, dalam arti di alam terbuka sebagai tujuan untuk mendidik dan membina peserta didik agar mereka bisa survive/bertahan di alam dengan segala macam rintangan, hambatan, dan alakadarnya yang ada pada dirinya. Dengan melakukan kegiatan di alam terbuka, peserta didik diharapkan terhindar dari kejenuhan akan rutinitas kehidupan sehari-hari.
Dengan kegiatan di alam terbuka, peserta didik bisa bersatu dengan alam, dan alam terbuka akan memberikan banyak pelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, sangat tepat kalau salah satu media yang efektif membentuk kepribadian seorang Pramuka adalah alam semesta. Dia bisa hidup dan bertahan dengan alam karena alam akan bersahabat dengan kita apabila kita mau melestarikan dan menjaganya dari usikan-usikan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.

Oleh NANAN KUSTIATI, S.Pd.
Penulis, Pembina Satuan Tegak Gudep KB 21006

mengapa Pramuka perlu berkemah ?

Salam Pramuka!
Keberadaan Gerakan Pramukadipandang merupakan suatu gerakan kepemudaan yang diproyeksikan untuk membentuk mental pemuda menjadi sosok yang migunani sesuai dengan tingkat umur dan kecakapan yang telah ditempuhnya.
Sayangnya paradigma itu kini telah mengalami pergeseran seiring dengan munculnya kegiatan yang senada dengan tanpa uniform dan aturan yang jelas yang mungkin membuat membernya tidak bebas. Lain halnya dengan Gerakan Pramuka yang memiliki AD dan ART yang jelas dan disyahkan oleh pemerintah, memiliki kepengurusan yang juga jelas mulai dari gugus depan sampai Nasional.
Fenomena yang terjadi pada lapisan paling depan -yang saya maksud adalah gugus depan-, sangat dipengaruhi oleh minat atau peran Kepala Sekolah yang menjabat sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gudep (eks oficio) melekat pada jabatannya. Sehingga seberapa banyak pemahaman seorang Kepala Sekolah sangat berpengaruh terhadap kegiatan (baca : perkembangan) kepramukaan di gugus depannya. Jika seorang Kepala Sekolah pernah mengalami president buruk selama menjadi peserta didik (terutama kaitannya dengan kepramukaan) maka hal ini akan berpengaruh pada policynya terhadap kegiatan kepramukaan di sekolah yang dipimpinnya. Jadi kalau boleh saya katakan jika Kepala Sekolah tidak suka dengan gerakan pramuka maka praktis tak akan ada ijin untuk berkegiatan, entah mungkin dianggap kegiatan yang tidak berguna, latihaaan terus kapan prakteknya?, menghambur-hamburkan uang dan masih seabrek alasan lain untuk meniadakan kegiatan kepramukaan.
Sayangnya lagi seorang Kepala Sekolah tak juga merasa penasaran untuk meluruskan pemahamannya dengan mencari tahu aturan yang benar tentang kepramukaan itu. Sepertinya apriori yang salah tetap menjadi pegangan bagi dirinya kalau Pramuka itu tidak bermanfaat.
Saya sangat merasa prihatin melihat kenyataan sekarang ini, ketika peserta didik justru dibiarkan menganggur tanpa diisi dengan hal yang lebih bermanfaat. Atau memberikan peluang beraktifitas tetapi tidak memahami rambu-rambunya, jadi semua di’iya’ni saja tidak dibenarkan apabila salah.
Lho kok jadi Kepala Sekolah yang ketiban palu ya? Itulah realitas!
Kemah, kenapa sih kemah segala?
Kebetulan saya adalah salah satu pramuka yang mendapatkan pendidikan kepramukaan sejak siaga sampai dengan pandega sesuai dengan didaktik metodik kepramukaan, jadi tak ada mindset miring di kepala saya, dari kegiatan gugus depan, ranting, cabang, daerah dan nasional sudah saya alami, jadi ya lumayan lengkap buat referensi khususnya untuk diri saya sendiri.
Salah satu kegiatan yang merupakan kegiatan besar adalah kemah, entah itu persami, kemah bhakti, ataupun kemah lainnya. Biasanya perkemahan diadakan sebagai penutupan kegiatan selama satu tahun, atau rutinitas lainnya. Materinya pun disesuaikan dengan tingkat kompetensi yang perlu dikuasai. Biasanya merupakan penilaian dari kegiatan yang sudah dilaksanakan selama satu tahun berjalan.
Sayangnya, kegiatan perkemahan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman atau jam terbang para sangga kerjanya dan pembinanya. Kualitas kegiatan, nilai-nilai yang ditanamkan, pengaturan jadwal, layout bumi perkemahan, tata administrasi, satuan terpisah, diversifikasi kegiatan dan lain lain.
Banyak manfaat yang dapat dimaknai dari kegiatan kemah, diantaranya :
A. Bagi Peserta Didik
  1. Melatih kemandirian, tanggung jawab, kerja sama, empati, disiplin.
  2. Berani dipimpin dan memimpin
  3. Membiasakan diri mendahulukan kepentingan bersama daripada individu
  4. Melatih mengendalikan emosi, karena semua capek, lapar dan ngantuk
  5. Melatih diri menahan hawa sombong, congkak, iri, pamer
  6. Latihan hidup sederhana
  7. masih banyak lagi yang lain
B. Bagi Sangga Kerja :
  1. Melatih ketrampilan memimpin
  2. Melatih mengatasi masalah, konflik
  3. Melatih mengelola dan mengatur orang lain
  4. Bertanggung jawab terhadap jadwal yang sudah direncanakan
  5. Berlatih berkomunikasi dengan masyarakat, mempraktikkan ilmu administrasi, tata tulis, logika
  6. Masih banyak lagi yang bisa diperoleh
Sebagai seorang pembina pramuka kita juga dapat menilai seperti apa sebenarnya kepribadian anak/peserta didik. Karena pada saat berkemah akan nampak seperti apa sejatinya seseorang itu. Yang biasa bersolek, maka dia juga hanya akan bersolek, yang biasa membantu orang tua di rumah, maka dia pasti dapat menyelamatkan teman-temannya dari kelaparan, yang biasanya teriak lapaaaarrrrrrrr, ya ketika dia tak kebagian nasi maka dia juga hanya akan menangis kelaparan bukannya nyalain kompor untuk masak. Tak lupa pula yang biasa ngebo maka diapun akan tertidur dengan dengkurannya.
Lantas bagaimana membuat acara berkemah dapat berkesan?
Sebaiknya, kegiatan kemah perlu dipersiapkan dengan matang, tak cuma yang penting kemah!
Dalam berkemah seharusnya eh sebaiknya merupakan kegiatan penilaian atau evaluasi terhadap kegiatan latihan yang telah ada, bukan arena perpeloncoan, atau arena gojlokan!
Sangga kerja harus mampu memilih jenis kegiatan yang mampu mengekplorasi kompetensi regu/sangganya. Misalnya kegiatan pentas seni. Bagaimana upaya sangga kerja agar para peserta kemah sudah mempersiapkan dengan baik jenis pentas yang akan dipentaskannya kelak. Biasanya acara api unggun -yang merupakan puncak acara- akan dihadiri oleh warga sekitar bumi perkemahan untuk menonton pentas seni. Jadi harus dibuat meriah dan tentunya tingkat keamanannya juga siaga penuh!
Tak heran acara api unggun selesai paling cepat pukul 12 malam, nah karena acara ini betul-betul merupakan acara untuk melepas penat, lelah selama berkemah, istilahnya cooling down! Lha kalau ada acara api unggun kok selesai jam 21 lantas dimana suguhan untuk masyarakatnya ya? Berarti tak ada kreatifitas seni yang dilatih kalau begitu!
Sayangnya lagi kadang-kadang orang yang belum pernah mengikuti kemah yang ‘benar’ turut andil dalam menentukan acara, jadi kegiatannya tidak berkualitas!
Memang akhirnya karena begitu besar manfaat berkemah dilakukan, maka tak heran semua pangkalan gugus depan berupaya bagaimana caranya bisa berkemah, seyogyanya kakak-kakak pembina berusaha mencari tahu seperti apa to berkemah yang sesuai dengan paugerannya Gerakan Pramuka, agar kita memberikan ilmu yang benar kepada peserta didik dan mereka tak memiliki mindset yang buruk tentang pramuka.
Semoga Bermanfaat!

Sejarah berdirinya PRAMUKA di Indonesia

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
· Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
Diperoleh: “http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka_Indonesia”

Baris Berbaris





PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. I )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

Apa itu Baris Baerbaris ?
  1. Baris Berbaris
a.       Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b.      Maksud dan tujuan
1)      Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
2)      Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3)      Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4)      Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5)      Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

  1. Aba-aba
a.       Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b.      Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1)      Aba-aba petunjuk
2)      Aba-aba peringatan
3)      Aba-aba pelaksanaan
1.      Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)      Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b)      Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2.      Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)      Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b)      Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3.      Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a)      GERAK
b)      JALAN
c)      MULAI
a.       GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
 -jalan ditempat          -GERAK
 -siap                            -GERAK
 -hadap kanan              -GERAK
 -lencang kanan            -GERAK
b.      JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
 -haluan kanan/kiri                    - JALAN
 -dua langkah ke depan -JALAN
 -satu langkah ke belakang        - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
  -maju                                     - JALAN
  -haluan kanan/kiri                   - JALAN
  -hadap kanan/kiri maju           - JALAN
  -melintang kanan/kiri maju       -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
·  Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
·  Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
·  Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
·  Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
·  Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.

Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
   Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c.       MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
   -hitung              -MULAI
   -tiga bersaf kumpul       -MULAI

4.      Cara memberi aba-aba
a)      Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b)      Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
·        Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
·        Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c)      Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
·        Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d)      Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e)      Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f)        Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g)      Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h)      Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK

Sumber/ Referensi :
1.   Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.
2.   Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD

Semapur

Image
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya.
 Image

Peserta Didik Pramuka

Peserta Didik Pramuka

Anggota Biasa:

Anggota biasa terdiri atas anggota muda, anggota dewasa muda dan anggota dewasa.

Anggota Muda terdiri atas :

1. Siaga

Yaitu Anggota Gerakan Pramuka yang berusia 7 sampai dengan 10 tahun. Biasa disingkat dengan huruf S atau dilambangkan dengan kode warna Hijau. Siaga umumnya adalah kelas 2 sampai dengan kelas5 Sekolah Dasar.

2. Penggalang

Yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 11 sampai dengan 15 tahun. Biasa disingkat dengan huruf G atau dilambangkan dengan kode warna Merah. Penggalang umumnya adalah siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar atau siswa Sekolah Menengah Pertama.

3. Penegak

Yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 16 sampai dengan 20 tahun. Biasa disingkat dengan huruf T atau dilambangkan dengan kode warna Kuning. Penegak umumnya adalah siswa Sekolah Menengan Atas.

Anggota Dewasa Muda

Anggota dewasa muda adalah Pramuka Pandega yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia 21 sampai dengan 25 Tahun dan belum menikah. Pandega merupakan anggota Racana (Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di tingkat Perguruan Tinggi).

Anggota Dewasa

Anggota Dewasa terdiri atas:
  • Pembina Pramuka.
  • Pelatih Pembina Pramuka.
  • Pembina Profesional.
  • Pamong Saka dan Instruktur Saka.
  • Pimpinan Saka.
  • Andalan.
  • Anggota Majelis Pembimbing.

Anggota Kehormatan

  • Orang yang berjasa pada Pramuka.
  • Simpatisan Gerakan Pramuka.

Dewan Kerja Pramuka

Dewan Kerja Pramuka
  1. Dewan kerja Pramuka adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan gerakan pramuka.
  2. Dewan kerja pramuka merupakan bagian integral dari kwartir, berkedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang di beri wewenang dan kepercayaan membantu kwartir menyusun kebijakan dan pengelolaan pramuka penegak dan pandega.
  3. Anggota Dewan Kerja penegak dan pandega putea/puteri dalam jajaran kwartir dipilih oleh musyawarah penegak dan pandega putra dan puteri jajaran kwartir yang bersangkutan kemudian disahkan dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan. Masa bakti Dewan Kerja sama dengan masa bakti kwartirnya. Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua atau sebaliknya. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka adalah ex-officio anggota kwartir/andalan.
  4. Tingkat Nasional disebut Dewan Kerja Nasional ( DKN )
    • Tingkat Daerah disebut Dewan Kerja Daerah ( DKD )
    • Tingkat Cabang disebut Dewan Kerja Cabang ( DKC )
    • Tingkat Ranting disebut Dewan Kerja Ranting ( DKR )
  5. Fungsi dan Tata kerja Dewan Kerja diatur dalam Surat Keputusan tersendiri

Jenis tenda dalam pramuka


Camping sudah sangat tidak asing lagi bagi seorang Pramuka yang mana sudah merupakan suatu keharusan dan keasyikan yang mengandung pendidikan serta penempaan karakter dan mental sebagai panji yang membangun Negeri menjadi Lebih Baik.

Di dalam aktivitas camping sendiri, tenda camping adalah pengetahuan mutlak sebagai pengetahuan dasar bagi setiap pramuka, misalnya mengatahui cara mendirikan tenda dengan baik dan benar untuk bermacam tipe tenda yang ada serta kapasitas tenda yang ada.

Ada beberapa Jenis Tenda Untuk Berkemah 

Bivak

Bivak atau lebih sering dikenal dengan nama Tenda Darurat atau Tenda Sederhana sering dipakai pada saat perkemahan di alam bebas atau kegiatan praktek bertahan hidup di alam bebas (survival). bahan yang digunakan lazimnya adalah ponco (jas hujan) yang biasa kita pakai pada saat berkendaraan roda 2 di kala hujan, atau boleh juga di buat dengan reranting pohon dan lain sebagainya dengan cara yang sederhana serta menjadikan tenda camping ini tempat berlindung sementara/harian.

Tenda Dome

Sesuai dengan namanya, tenda camping berikut ini berbentuk seperti lingkaran dan unik dengan berbahankan    Parachut Nylon dan Fiber Frame sebagai tiang penyangga dan dilengkapi dengan cyber tent atau lapisan luar yang tentunya tahan air. 
Tenda Dome dapat di didirkan cukup oleh 1 orang saja pada dasarnya, ukuran tenda ini juga beragam mulai dari tenda perorangan, 2 orang bahkan untuk tenda beregu. 

Tenda Pramuka/Tenda Pleton

Disebut tenda Pramuka, karena tenda camping yang satu ini sering dipakai untuk berkemah oleh anggota pramuka, bentuknya standar namun lebih sulit dalam mendirikanya, artinya akan sangat sulit jika dikerjakan oleh 1 orang. Namun dilain sisi, tenda ini memiliki kekuatan yang baik dan cukup untuk menampung personil dalam ukuran regu. 
Tenda Pramuka ini juga ada dalam ukuran besar bahkan 1 pleton, hingga ada yang menyebutnya dengan nama tenda pleton. 
Demikianlah beberapa tenda camping yang memang banyak dipakai untuk perkemahan  pramuka, silahkan pilih mulai dari tingkat praktis, manfaat, daya tahan serta tingkat ekonomi harganya.



Belajar Pramuka di dua dunia

Salam Pramuka !!!!!

Selamat Datang Kembali sahabat netter dan scouter dimana saja anda berada, berbeda dengan hari biasanya, dimana admin selalu posting tentang Materi Pramuka, kali ini admin hanya ingin mengajak saja seluruh anggota pramuka semuanya untuk terus memperdalam pengetahuan dan informasi agar Ilmu Pramuka yang sudah ada bisa terus di upgrade. 
sumber gambar kwardariau.org
Beberapa adik-adik pramuka yang admin lihat dilapangan merasa bahwa belajar pramuka itu merupakan hal yang lumayan sulit, lebih-lebih ke arah pengetahuan yang bersifat hafalan, menurut saya sendiri adik-adik pramuka sering berkata seperti itu karena kurangnya media dan variasi cara belajar pramuka yang baik. hanya mentok pada sebuah buku yang ada, malahan lebih kusamnya lagi keberadaan buku pramuka saat ini masih sangat amat terbatas.
Nah, lalu bagaimana cara belajar pramuka yang baik itu, admin hanya melihat beberapa pengalaman saja yang pernah admin terapkan sewaktu di Gugus Depan Penegak dulu, cara yang paling efektif untuk memancing daya dan semangat adik-adik dalam belajar pramuka adalah dengan memberikan materi ringkas pramuka dan praktis, jangan terlalu lengkap tapi masukkan list materi yang seharusnya mereka tau, kemudian berikan tantangan kepada adik-adik untuk dapat menjawab materi yang kita maksud, lebih hebat lagi apabila mereka mampu menjelaskanya. Misalnya pada materi pramuka Sandi, kita cukup memberikan sedikit tentang pengertian sandi, sejarah singkat sandi dan beberapa macam sandi saja, kemudian buatkan pula list-list sandi yang harus mereka pahami serta berikan tantangan kepada adik-adik untuk berekperimen membuat sandi sendiri.
Cara diatas memang belum 100 persen berhasil, namun setidaknya ada hal yang berbeda dengan sebuah kata tantangan "siapa yang bisa, siapa yang berani, dsb yang dapat mengajak pramuka itu untuk belajar lebih semangat.
Pada penerusanya sebisa mungkin bagi adik-adik belajar lewat media lain, misalnya internet, karena berdasarkan hasil survey admin banyak sekali para kakak-kakak pramuka yang rela menulis materi - materi pramuka sederhana untuk berbagi di Internet, dan itu sangat berguna sekali untuk mengupdate pengetahuan peserta pramuka. jadi istilahnya dapat admin sebut dengan belajar pramuka di dua dunia, dunia nyata dan dunia maya.

Tentang belajar pramuka di dunia nyata mungkin sebatas latihan biasa saja yang dapat kita modifikasi dengan se kreatif mungkin sehingga adik-adik tidak jenuh. selepas itu, di dunia maya juga tidak jauh berbeda, hanya saja perbedaan karakteristik tempat, budaya dan lain sebagainya serta karakteristik kurikulum pramuka yang berbeda dapat membuat variasi yang baik untuk saling melengkapi satu sama lainya.
Bagaimana belajar pramuka di dunia maya ? Admin mengajak para pembina, adik-adik dan kakak-kakak pramuka untuk membuat blog/website/forum untuk belajar pramuka secara online dan aktif untuk menulis materi pramuka secara online, setidaknya bisa bermanfaat bagi penulis untuk mereview kembali apa saja yang telah ia tahu.
jadi setujukah para netter dan scouter bahwa belajar pramuka di dua dunia itu akan sangat bermanfaat bagi kita?

GIAT SGTD alias Siaga, Galang, Tegak dan Dega

Kegiatan Pramuka atau dalam bahasa lainya kita sebut kepramukaan pada materi Pengertian Pramuka, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka telah kita ulas secara umum di Materi Pramuka ini. Secara lebih jelasnya mengenai beberapa aktivitas kepramukaan tingkat siaga, penggalang, penegak dan pandega akan kita ulas secara terpisah di postingan kali ini, atau hadhara dapat menyebutnya dengan singkat Giat SGTD.
Materi Pramuka kali ini sangat sederhana sekali, karena sahabat-sahabat pramuka di seluruh Nusantara pasti secara umum telah mengetahuinya, sehingga postingan kali ini hanya berfungsi sebagai feedback (umpan balik) dari ilmu-ilmu pramuka yang telah diketahui, khusus para pembina mungkin saja dapat memberikan masukkan sebagai penambahan relevansi yang lebih baik.
Berikut Beberapa Kegiatan Pramuka yang ada berdasarkan golongan keanggotaan.

Kegiatan Pramuka Siaga

Perkemahan Sehari (Persari)
Kegiatan pramuka siaga ini mencakup kegiatan di luar lapangan (out door activity) yang lebih banyak bermain di alam bebas. Pada tahap ini, model perkemahanya hanyalah sehari saja, kalau saya menyebutnya dengan P4 (Pergi Pagi Pulang Petang) untuk mengajarkan kepada para siaga nilai kekompakan dan mini edukasi dari para pembina (yanda dan bunda). 
Darmawisata
Para Pramuka Siaga pergi ketempat-tempat tertentu sebagai ajang rekreasi dan menambah pengalamanya, setelah itu menceritakan apa saja yang telah di dapat dari hasil perjalanan yang di lalui. hal ini untuk melatih nilai responsive dan kepedulian para anggota pramuka terhadap sesama dan lingkungan serta melatih daya ingat yang dimiliki.

Karnaval
Tidak berbeda dengan karnaval pada umumnya, para siaga melakukan pawai serta menampilkan hasil karya kreativitasnya
Kegiatan Lainya
Beberapa kegiatan Pramuka siaga yang lain misalnya permainan bersama, pameran siaga, pasar siaga, pentas seni budaya pramuka dan lain-lain.

Kegiatan Pramuka Penggalang

Jambore
Jambore merupakan pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan besarm atau sering disebut dengan pesta penggalang, Jambore diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka setempat. Misalnya Jambore Nasional di selenggarakan oleh Kwartir Nasional (se Indonesia) , Jambore Daerah di selenggarakan oleh Kwartir Daerah (Se provinsi), Jambore Cabang di selenggarakan oleh Kwartir Cabang (Kabupaten), dan Jambore Ranting di selenggarakan oleh Kawrtir Ranting (Kecamatan).
Lomba Tingkat 
Lomta tingkat adalah pertemuan regu pengalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan (rally scout). Lomba tingakt di laksanakan mulai dari tingkat gugus depan (LT-I), Ranting (LT-II), Cabang (LT-III), Daerah (LT-IV) dan Nasional (LT-V). Setiap regu penggalang terbaik pada setiap lomba tingkat, berhak ikut serta ke tingkat tertinggi (LT-V).

Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru)
Kegiatan ini diperuntukan untuk Pimpinan Regu dan Wakil Pimpinan Regu untuk dilatih keterampilanya dalam memimpin anggota pramuka penggalang yang lainya. 

Kegiatan Lainya
Sama halnya seperti pramuka siaga, pramuka penggalang juga masih ikut serta dalam kegiatan karnaval, pentas seni budaya, darmawisata dan lain sebagainya serta ikut dalam aneka ajang perkemahan, wide games dan lain sebagainya.

Kegiatan Pramuka Penegak dan Kegiatan Pramuka Pandega

Pramuka Penegak dan Pandega sudah memiliki nilai karakteritik kesamaan kegaitan, meskipun pada beberapa kegiatan terdapat perbedaan, namun secara umum masih dapat dikatakan sama. Kegiatan kepramukaan untuk golongan Pramuka Penegak dan Pandega ini meliputi :
Raimuna
Raimuna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Perkemahan Wirakarya (PW)
Perkemahan Wirakarya (PW) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.

Gladian Pimpinan Satuan
Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan / Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.

Perkemahan
Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum'at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.

Perkemahan Bakti
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.

Pengembaraan
Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival. 
Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK)
Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.

Latihan Pengelola Dewan Kerja (LPDK)
Latihan Pengelola Dewan Kerja, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

Kurus Instruktur Muda
Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.

Penataran
Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.

Sidang Paripurna (Sidpar)
Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.

Musppnaitera
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya. 
Demikianla beberapa diantara kegiatan kepramukaan yang ada di Indonesia, semoga mudah di pahami dan sampai jumpa pada materi pramuka selanjutnya.

Dasa Dharma Pramuka

Dasa Dharma Pramuka dapat diartikan "Dasa" yang artinya Sepuluh dan "Dharma" yang artinya Perbuatan baik (kebajikan). Dasa Dharma adalah sepuluh Kebajikan yang menjadi pedoman bagi Pramuka dalam bertingkah laku sehari-hari.

Kesepuluh Dasa Dharma Pramuka untuk Golongan Keanggotaan Penggalang, Penegak dan Pandega serta Pembina Tersebut adalah :
Dasa Dharma Pramuka, Pramuka 
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
Demikianlah Dasa Darma Pramuka Indonesia yang menjadi landasan pedoman Gerakan Pramuka, semoga bermanfaat. Tentang Arti dari pada Dasa Dharma akan di bahas pada posting selanjutnya :D

Salam Pramuka

Struktur Organisasi Gerakan Pramuka Indonesia

Setelah sebelumnya kita ulas tentang Pengertian Pramuka, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka dan sudah mampu membedakan antara ketiga istilah tersebut. Kini kita kembali ulas tentang Struktur Organisasi Gerakan Pramuka Indonesia.

Gerakan Pramuka sebagai sebuah Organisasi yang diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961 memiliki struktur yang sangat baik dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi Negara. Berikut ini adalah struktur Organisasi Gerakan Pramuka. 

Keterangan Singkat : 
  • Presiden Indonesia berperan sebagai pramuka utama selama masa jabatanya
  • Mabinas (Majelis Pembimbing Nasional) 
  • Mabida (Majelis Pembimbing Daerah)
  • Mabicab (Majelis Pembimbing Cabang) 
  • Mabiran (Majelis Pembimbing Ranting)
  • Mabisa (Majelis Pembimbing Saka)
  • Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan)
  • Kwarnas (Kwartir Nasional)
  • Kwarda (Kwartir Daerah)
  • Kwarcab (Kwartir Cabang)
  • Kwaran (Kwartir Ranting)
  • Munas (Musyawarah Nasional)
  • Musda (Musyawarah Daerah)
  • Mucab (Musyawarah Cabang)
  • Musran (Musyawarah Ranting)
  • Mugus (Musyawarah Gugus Depan)
Selanjutnya Dalam hal ini :
Yang disebut Ketua Majelis Pembimbing Nasional adalah Pejabat Pemerintahan tingkat Nasional yakni Presiden dan Wakil Presiden
Yang disebut Ketua Majelis Pembimbing Daerah adalah Pejabat Pemerintahan tingkat Provinsi yakni Gubernur dan Wakil Gubernur
Yang disebut Ketua Majelis Pembimbing Cabang adalah Pejabat Pemerintahan tingkat Kabupaten yakni Bupati dan Wakil Bupati
Yang disebut Ketua Majelis Pembimbing Ranting adalah Pejabat Pemerintahan tingkat Kecamatan yakni Camat dan Wakil Wakil Camat
Yang disebut Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan adalah Kepala Sekolah, Kepala Desa, Dosen atau perangkat yang memimpin Gugus Depan sebagai pangkalan Pramuka Pertama Pramuka.
Catatan : Semua Ketua Majelis disingkat dengan nama Kama, Jadi akan ada Kamabinas, Kamabida, Kamabicab, Kamabiran, Kamabigus.

Selanjutnya Pada Jenjang Kwartir, sama tingkatan pada Majelis Pembimbing. Hanya saja kwartir bersifat tetap selama masa periode Musyarawah yang ada, sedangkan pada jajaran Majelis Pembimbing Lebih berorientasi pada jabatan ke Pemerintahan :
Di Kwartir Daerah Aceh Sendiri, Susunan kepengurusan Pramuka saat ini adalah :
Kamabida : Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Terpilih
Kakwarda Aceh : Muhammad Nazar, S.Ag
Kamabicab Aceh Tengah : Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah terpilih
Kakwarcab : Ir. Syukur Kobath
Sebenarnya masih ada susunan di bawah Kwartir yakni Dewan Kerja yang berwenang dalam menjalankan kegiatan operasional pramuka penegak dan pandega di wilayah kerja kwartirnya (akan dijelaskan pada sesi khusus DK)
Demikianlah tentang Struktur Organisasi Gerakan Pramuka Indonesia, sedikit rumit untuk dibahas namun begitu mudah untuk di memahaminya. Untuk itu jika ada pertanyaan kami sudah siapkan kotak komentar.

Salam Pramuka

Materi Kepramukaan

pramukaMATERI 1

SALAM PRAMUKA

  • Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka.
Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
  • Fungsi Salam Pramuka.
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
1.       Salam Biasa.
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
2.       Salam Hormat.
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.
3.       Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi
Satya)
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
  • Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
  • Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
  • Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya.
  • Lagu Kebangsaan.

KODE KEHORMATAN

1.Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut   Darma adalah salah satu unsur
yang terdapat dalam Metode Kepramukaan.
2.Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk janji yang disebut Satya:
  • Diucapkan secara sukarela oleh seorang calon Anggota Gerakan Pramuka setelah memenuh persyaratan keanggotaan.
  • Dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi untuk secara sukarela mengamalkannya.
  • Dipakai sebagai titik tolak memasuki proses pendidikan kepramukaan guna mengembangkan mental,moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota  masyarakat.
3.Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuaan moral yang disebut Darma adalah:
  • Alat pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia.
  • Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan,menghayati serta mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
  • Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang kegiatannya  mendorong pesarta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong.
  • Kode Etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka, yang berperan sebagai landasan serta ketentuan moral yang diterapkan bersama berbagai ketentuan lain yag mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab antar anggota serta pengambilan keputusan oleh anggota.
4.Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan
Pramuka dalam melaksanakan kegiatan berorganisasi.
Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota
Gerakan Pramuka

Baris Berbaris

          Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI . Apa itu Baris Berbaris ?
  1. Pengertian Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
  2. Maksud dan tujuan
  • Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
  • Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
  • Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. 
  • Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
  • Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
ABA-ABA
  1. Pengertian Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
  2. Macam aba-aba Ada tiga macam aba-aba yaitu :
  • Aba-aba petunjuk
  • Aba-aba peringatan
  • Aba-aba pelaksanaan
              a. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
                  Contoh:    a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
                                   b) Untuk amanat istirahat di tempat – GERAK
  b. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
                  Contoh:   a) Lencang kanan – GERAK
                                  b) Istirahat di tempat – GERAK
                                  c. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
                  GERAK, JALAN, MULAI
GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain. Contoh: jalan ditempat–GERAK,  siap-GERAK,  hadap kanan-GERAK, lencang kanan-GERAK
JALAN: adalah utuk gerakan yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Contoh: haluan kanan/kiri – JALAN, dua langkah ke depan –JALAN, satu langkah ke belakang – JALAN
Catatan: Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba aba harus didahului dengan aba-aba peringatan MAJU Contoh: -maju – JALAN, haluan kanan/hadap kanan/kiri maju – JALAN, melintang kanan/kiri maju -J ALAN
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut. Contoh: hitung –MULAI, tiga bersaf kumpul -MULAI

P3K

  • KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal
peserta didik dalam hal pengalaman :
a.    Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b.    Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c.    Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis
dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
a.    Berhenti bernafas
b.    Pendarahan parah
c.    Shok
d.    Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi
para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny,
dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
MATERI POKOK
A. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti,
apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa
orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut:
  • Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
  • Rahang ditarik sampai mulut terbuka
  • Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
  • Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
  1. Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
  2. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
B. P3K bagi korban Sengatan Listrik
  1. Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
  2. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
  3. Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
C. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
  1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
  2. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
  3. Pada semua kasusapendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang palingamenyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
D. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal,
karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan
persediaan darah pada organ-organ penting.
2. Tanda-tanda Shok
  • Denyut nadi cepat tapi lemah
  • Merasa lemas
  • Muka pucat
  • Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
  • Merasa haus
  • Merasa mual
  • Nafas tidak teratur
  • Tekanan darah sangat rendah
3. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
  • Menghentikan pendarahan
  • Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
  • Memberi nafas buatan
  • Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4. Langkah – langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
  • Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
  • Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
  • Usahakan pasien tidak melihat lukanya
  • Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari : – 1 sendok teh garam dapur – ½ sendok teh tepung soda kue – 4-5 gelas air – dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
  • Perlakukan pasien dengan lemah lembut
  • (Sourcer : DKR Plumpang.Blogspot.Com)